Senin, 05 Maret 2012

Luka Bakar Jangan Diberi Odol

Kebiasaan orangtua saat buah hati mengalami luka bakar ringan dengan memberi pasta atau odol di bagian luka yang terkena panas, ternyata kurang tepat.
“Kalau terbakar level ringan sering menggunakan pasta atau odol. Sebenarnya tindakan itu kurang tepat. Yang benar siram luka dengan air keran supaya mendinginkan proses luka panas.  Panas diremove sehingga proses panas enggak berjalan,” ungkap dr Johnny Nurman Sp.A., seorang Pediatrician Brawijaya Hospital & Brawijaya Clinic di Jakarta, Jumat (2/3/2012).
Johnny menyarankan setiap luka bakar ringan jangan ditempeli apapun karena bisa membuat lengket.
Untuk luka bakar tingkat kedua menyebabkan kulit melepuh ataupun bengkak berisi air. Biasanya orang tidak sabar untuk memecahnya. Tapi sebenarnya tindakan itu salah.
“Biasanya dalam 21 hari akan pecah dengan sendirinya. Kalau melepuh jangan dipecahkan, biar pecah sendiri,” ungkapnya.  

Guru Sopir Avanza Penabrak Murid TK Depresi Guru Sopir Avanza Penabrak Murid TK Depresi

TEMPO.CO – Sab, 3 Mar 2012

”Kami akan membawanya ke kantor polisi,” kata Rudi Rahman-wakil dari penyadang dana yayasan, kepada wartawan, Jumat 2 Maret 2012. Rudi mengungkapkan, Marini kepada rekannya mengungkapkan siap mempertanggungjawabkan perbuatannya. ”Saya bertanggungjawab,” kata Rudi mengutip penuturan Marini.
Rudi mengatakan kondisi Marini dalam keadaan tertekan jiwanya atau depresi dan dilarikan ke rumah sakit. Tekanan itu terjadi setelah menyadari kendaraan miliknya menyebabkan 16 murid TK cedera. Pihak yayasan meminta kebijaksanaan kepolisian dalam memproses Marini. ”Seluruh biaya perobatan korban hingga sembuh akan kami tanggung,” kata Rudi.
Sumber Tempo di kepolisian menegaskan, Marini, 23 tahun, penduduk Jalan Beo, Medan, telah berada di markas Satuan Lalulintas Kepolisian Resor Kota Medan. ”Dia (pengemudi) sudah dibawa ke Satlantas Polresta Medan,” kata sumber itu.
Kepala Kepolisian Resor Kota Medan, Komisaris Besar Monang Situmorang hingga Jumat sore belum bisa dikonfirmasi. Wakil Kepala Polresta Medan, Ajun Komisaris Besar Pranyoto menyatakan, penyebab kecelakaan itu karena faktor kelalaian.
Sebanyak 16 siswa TK tertabrak kendaraan yang mundur saat sedang berolahraga di Medan. Mereka mengalami cidera dan harus dibawa ke rumah sakit. (Baca:Avanza Seruduk 16 Anak TK di Medan).
SOETANA MONANG HASIBUAN
Berita Terkait

Korupsi Jembatan Kutai Sulit Diungkap Korupsi Jembatan Kutai Sulit Diungkap Korupsi Jembatan Kutai Sulit Diungkap Korupsi Jembatan Kutai Sulit Diungkap


MAJAnews
 - Mabes Polri mengakui kesulitan jika harus mengusut kemungkinan dugaan korupsi dalam proses pembangunan jembatan Kutai Kertanegara. Sebabnya, Polri sulit mendapatkan dokumen pembangunan jembatan yang saat ini sudah runtuh itu.
"Karena memang untuk mengungkap kasus korupsinya kan ini sudah cukup lama dan banyak dokumen yang terus terang kita sulit mendapatkannya," kata Kepala Divisi Humas Mabes Polri, Inspektur Jenderal Saud Usman Nasution, di Mabes Polri, Jumat (10/2/2012).

Sayang.. Mobil ESEMKA Tidak Lolos Uji Emisi


Tempo.co – jakarta Kepala Pusat Komunikasi Publik Kementerian Perhubungan, Bambang S. Ervan, belum bisa mengeluarkan Sertifikat Uji Tipe Kiat Esemka. Pasalnya, emisi kendaraan andalan Wali Kota Surakarta tersebut di atas ambang batas. “Emisi berada di atas standar yang ditetapkan Kementerian Lingkungan,” kata Bambang saat ditemui di kantornya, Kamis, 1 Maret 2012.
Hasil perolehan emisi Esemka, yakni kandungan karbon monoksida sebesar 11,63 gram/kilometer, dan HC+NOx sebesar 2,69 gram/kilometer. Standarnya, kandungan karbon monoksida hanya lima gram/kilometer, HC+NOx 0,70 gram/kilometer.
Bambang mengatakan, peluang Esemka lolos masih terbuka lebar. Ia menyarankan perbaikan dilakukan supaya emisi gas buang sesuai Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 04 Tahun 2009 tentang Ambang Batas Emisi Gas Buang Untuk Kendaraan Bermotor Tipe Baru.
Rajawali Esemka menjalani uji kelaikan di Balai Thermodinamika dan Propulsi. Hasilnya, hasil uji melewati ambang batas standar.